Nasehat Rumah Tangga yang Lucu Tapi Benar-Benar Menohok, Baca yaaa

SepercikHikmah – Sahabat SepercikHikmah, Anda seorang ahli komunikasi yang bahkan lulusan sarjana komunikasi? Atau bahkan anda pasangan yang baru saja menikah dengan dilandasi rasa cinta yang kuat.




Perhatikan. Sekuat apapun rasa cinta anda pada pasangan pasti akan bermalah juga. Mau bukti? Baca artikel viral berikut ini.


Pernikahan yang didasari rasa cinta didalamnya, berlandaskan visi misi seiya sekatanya, masak sih bisa bermasalah?

Oh. Jelas.

Setelah saya amat-amati dan utamanya saya rasakkan sendiri, ternyata akar permasalahannya adalah : komunikasi.


Perempuan yang kini telah menjadi istri itu, banyak sekali memiliki kode kode rahasia dan sandi morse untuk mengungkapkan keinginan pada suami, atau sekedar menunjukkan bahwa dia marah. Biasanya jika sudah muntab, adegan ini disertai dengan sang istri menepuk dada ala tarzan dan berkata "Aku kih nesuuu mass, nesuuu, dong opo oraah?"

Lalu kemudian, tentu saja menjadi masalah, karena pihak laki-laki yang telah menjadi suami kini tidak faham dengan kode unik dari istri.


Disini kesabaran suami diuji.

Kala menghitung pajak tahunan Raja Salman terasa jauuhh lebih mudah dibandingkan menghitung plerokan istri akibat emosi..

Kala membangun jembatan Suramadu sangat jauh lebih mudah dibanding membuat istri menyunggingkan senyum dengan lesung pipi..

Kala memprediksi naiknya inflasi lebih mudah dibanding memprediksi malam ini tidur di kamar atau dikursi..

Karena untuk menghitung pajak, membangun jembatan dan memprediksi naiknya inflasi itu ada ilmunya. Ada textbooknya. Ada sekolahnya.

Sedangkan menyelami hati, pikiran dan kode istri yang jauh lebih rumit, ternyata dibutuhkan satu ilmu. Ilmu kebatinan.

Mbatin ra uwis-uwis.

"Ki bojoku kok plerak plerok meneh, salah opooo iki aku"

"Ki bojoku kok mecucu ngene, salah opooo meneh akuu"

"Sayur lodeh isine lombok tok ngene, salah opoo meneeh aku"

Ternyata masalah komunikasi ini kalo dijembrengkan bisa luaassss sekali perkaranya. Mulai dari hal sepele sampe hal yang cukup krusial.

Lalu bagaimana menyelesaikannya?

Ah ternyata caranya pun bermacam-macam.

#LangsungToThePoint

Gaak pake tedeng aling-aling ini mah. Jebrat jebret apa yang langsung jadi unek-unek dikeluariiin semua baik dari istri maupun suami. Rumahtangga tipe ini tidak menganut kode unik ataupun sandi morse didalamnya.


#ViaAplikasiChatting

Baik whatsapp, bbm, line atau mungkin yang basic adalah sms. Ngetik duoooowwooo sak pol e, kabeh sing ngganjel diketik sak kesele.

Yang biasa melakukan ini adalah pihak istri, karena biasanya jika diungkapkan secara langsung akan mewek dan mengurangi kejelasan intonasi berbicara. Pitch control nya pun jadi jelek.

Bersyukur adalah ketika suami juga membalas chat tersebut dan terjadi diskusi sehingga permasalahan selesai dan muncul emot😘💋😍💏💑.

Masalahnya lagi adalah ketika suami tidak membaca text maha panjang yang sudah kita kirim tersebut, atau kalopun dibalas hanya dengan :

"Oke"
"👍"
Atau emot-emot yang gak nyambung blasss sama emosi yang dilampiaskan.

Disitu kadang rasanya pengen beli OPPO F3.

Kelebihan metode ini, otak jadi mikir dua kali, yang kadang mulut lebih cepat mengucapkan kata kasar, dengan mengetik, kita bisa jadi lebih mikir, bagus gak sih kalo ditulis begini atau begitu.


#ViaEmail

Ciyeh ada juga nih pasti yang nulis via email. Biar panjang lebar dan lebih romantis kali ya. Lha kok tibake ra diwoco soale mlebu spam


#KirimArtikelYangBerhubunganDenganPermasalahan

Dikirim lah artikel-artikel atau status-status yang mewakili hati sang istri. Ketika sudah bertemu lagi, ditanyalah sang suami.

Jawabannya bisa jadi,

"Opo to mau sing mbok kirim? Dowo neram"

Atau

"Panjang banget yang kamu kirim, ceritain aja lah"

Disitu sang istri merasa artikel yang dikirim sia-sia belaka sodarah.


#DiemDieman

Ada ini. Ada. Diem-dieman sampe permasalahan selesai sendiri. Tapi saya rasa ini gak oke, karena emosi yang mengganjal di hati tidak pernah tersampaikan.

Semacam bom waktu.

Tinggal tunggu momen dimana ada permasalahan yang lebih besar, lalu meledak emosi saat itu dan emosi-emosi sebelumnya😢


#ViaPihakKetiga

Bisa melalui orangtua ataupun sahabat. Adapun mungkin yang tidak menemukan jalan keluar, tapi bagi perempuan, acara 'nyampah' ini penting banget ternyata. Mengeluarkan semua kegundahan hati pada sahabat atau teman curhat. Mungkin bukan solusi yang didapat, hanya pikiran yang lebih sehat. Bukankah ngecepres itu adalah kebutuhan setiap wanita? Wakakakak ~


Wah, gak mudah ya memang ternyata, menjalani hidup rumahtangga dengan seseorang yang meskipun pada awal muntup-muntup cintanya lalu ribut sehari-harinya.

Gak bisa juga dikeluhkan suami kita kok begini, istri kita kok begini. Coba dulu aku nikah sama dian sastro, pasti jadinya begini. coba dulu aku nikah sama mike lewis, pasti jadinya begini. HALAH HALAH. ORA JAMINAN.

Sekaya apapun perekonomian rumahtangga, sesempurna apapun fisik pasangan seseorang, tidak menjamin kebahagiaan kan ternyata?

Komunikasi itu adalah KOENTJI!

Bilang lah bu, sama suami pengennya gimana, jangan kebanyakan kode rahasia, kamu bukan token BCA bu.

*ngomong sama diri sendiri

Sering-sering lah pak, istrinya dikudang

"Bojoku sing ayu ayu dewe, tuk kitak kitung kitak kitung, BAAAA BAAAA"

Digelitikin dari pinggangnya pakai berlian. Wuih dijamin geli geli asoy.

Karena marahan itu sungguh ga enak ya rasanya. Biasanya ngomong mamah papah, jadi 'aku kamu' . Biasanya ngomong mas dan dik, jadi 'koe ki dong po ra jane hah?' Biasanya ngomong aahh~ iihh~ uuh~ eeh~ oohh~ jadinya ngomong 'HAISH'. Ga enak deh buk.


Komunikasi yang baik dan benar itu gak ada bakunya, Pak.. Bu..
Gak ada sekolahnya, gak ada textbooknya..
Butuh saling memahami pasangan..
Butuh disesuaikan dengan kondisi keluarga masing-masing..
Jika kiranya sudah mulai gak lancar komunikasinya,
Cobalah tengok dahan dan ranting
Pohon dan kebun basah semua..

AHEM.

Cobalah tengok dulu kita menikah itu buat apa sih? Apakah sekedar halal gulat di ranjang? Atau menua bersama dengan bahagia?


Selamat memperbaiki komunikasi kembali.. Semoga bisa rumah tangga anda sakinah mawadda warahmah